pelan-pelan

Nada A.
2 min readApr 11, 2022

--

aku pernah berkerjaran dengan hidup, memberikan tantangan pada diri sendiri untuk berkompetisi agar sejalan dengan kehidupan orang lain — yang menurutku lebih baik dan menyenangkan.

pernahkah kamu menyadari saat setiap kali melihat media sosial, bukannya terhibur justru merasa sesak dengan segala hiruk pikuknya? Melihat berbagai pencapaian dan pendapat yang berhamburan, seperti tentang kepemilikan ideal di usia tertentu.

tanpa sadar, aku ‘terprovokasi’ dengan hingar bingar hidup di media sosial. Padahal, pada kenyataannya hidup tak harus selalu sejalan dengan langkah orang lain. Aku baru menyadarinya dalam beberapa bulan terakhir. Bersyukur aku segera tersadar, sebelum benar-benar tenggelam pada ‘kompetisi semu yang tak pernah usai’.

lelah dengan afirmasi positif/ Picture from Instagram @dudelthings

pelan-pelan aku mencoba untuk memahami diriku lebih baik lagi. Aku sempat lupa untuk menengok diri sendiri, hanya terus mengiyakan segala perkataan orang lain dan tak pernah jujur saat ditanya ‘apa kabar, kamu baik-baik saja kan?’

aku bersyukur dengan segala dukungan yang diberikan oleh orang-orang sekitar untuk segala pertumbuhan proses hidupku. Sayangnya, aku masih sering merasa ‘tenggelam’, meski banyak afirmasi positif diberikan agar perasaanku tetap kuat.

pelan-pelan aku tersadar, jika segala bentuk dukungan dari orang lain tak sepenuhnya bekerja ketika tidak dibarengi dengan keyakinan pada diri sendiri untuk bangkit — bangun dari segala ketakutan, menerima apa yang terjadi, dan tetap bergerak meski prosesnya lambat.

aku sempat takut, padahal sadar jika Sang Pemilik Hidup akan selalu ada untuk memberikan banyak ‘kejutan’ dari setiap pasang-surut kehidupan. Pelan-pelan aku belajar, jika pada akhirnya hidup tak selalu harus berkejaran.

aku belajar lagi untuk memahami diriku lebih baik, menyadari tubuhku, menyadari rasa sakitnya, menyadari perasaan-perasaan yang muncul saat senang, sedih, bahkan ketika diam-diam harus menangis sambil menenangkan diri sendiri.

pelan-pelan, aku berjanji untuk ‘sembuh’ dan berdamai dengan segala peristiwa yang masih sering berkelebatan di kepala.

i love seeing myself doing better.

--

--